Postingan

Gambar
AKSI NYATA 3.3.a.10 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid “ Pembiasaan Shalat Berjamaah dan Baca Tulis Al-Qur’an untuk Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik” Oleh : Ummi Nasirotun Nikmah, S.Pd Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Nganjuk LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia dengan sebaik mungkin, Seharusnya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab. Pendidikan juga merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang bertujuan untuk membentuk kedewasaan pada diri peserta didik. Sekolah merupakan wadah bagi pemerintah untuk merealisasikan pendidikan nasional yang diperuntukan kepada masyarakat. hal ini menjadikan sekolah diharuskan membuat tata tertib untuk mengatur jalannya pendidikan agar berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Alasan sekolah membuat tata tertib karena sekolah mempunyai tugas menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan peserta didik. Dala
Gambar
3.3.a.6  Refleksi Terbimbing- Pengelolaan Program yang  berdampak pada Murid Tujuan Pembelajaran Khusus:   CGP melakukan refleksi dan metakognisi terhadap proses pembelajaran yang telah mereka lewati, dan apa yang harus mereka pertimbangkan kemudian dalam menyusun program/kegiatan yang berdampak  pada murid 1.    Apa yang menarik bagi Anda setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid?  Hal yang menarik bagi saya adalah membangun student agency pada kegiatan yang diprogramkan. Konsep kepemimpinan murid   yang berakar pada prinsip bahwa murid memiliki kemampuan dan keinginan untuk secara positif mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka Modul ini menampilkan beberapa situasi yang memberikan inspirasi bagi saya mengenai kegiatan yang mengandung kepemimpinan murid. Gambaran situasi ini memberikan inspirasi bagi saya untuk menciptakan kepemimpinan murid dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler ataupun ekstrakurikuler. 2.   Apa yang me
Gambar
3.1.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media. “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert Pengambilan keputusan memiliki pengaruh besar dalam proses dan berjalannya sebuah organisasi di sekolah, maka dalam modul ini CGP diminta untuk melaksanakan refleksi terhadap materi-materi pada modul yang sudah dipelajari dalam koneksi antar materi. Beberapa pertanyaan yang dapat membantu untuk menjabarkan keterkaitan antar modul berdasarkan refleksi CGP adalah seperti di bawah ini: Bagaimana pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Menurut saya pengaruh pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap T
Gambar
REFLEKSI TERBIMBING MODUL 3.1.a.6 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 4  Tujuan Pembelajaran Khusus:  CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya. Pertanyaan pemantik untuk sesi pembelajaran ini: 1.  Bag aimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?   Jawab: Pada modul 3.1 ini CGP mendapatkan pemahaman tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Di dalamnya terdapat konsep tentang Dilema Etika dan Bujukan Moral, 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3 Prinsip Pengambilan Keputusa

2.2.a.9 Koneksi Antar Materi_ Modul 2.2

Gambar
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Konsep Pembelajaran Sosial Emosional Sebelum berbicara tentang Pembelajaran Sosial Emosional terlebih dahulu marilah kita membuka kembali tentang pendidikan Budi Pekerti. Bapak Ki Hajar Dewantara mengemukakan pembelajaran holistik dalam filosofi budi pekerti (diambil dari Presentasi “Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara, Syahril, 2020). “Pendidikan Budi Pekerti berarti pembelajaran tentang batin dan lahir. Pembelajaran batin bersumber pada “Tri Sakti”, yaitu: cipta (pikiran), rasa, dan karsa (kemauan), sedangkan pembelajaran lahir yang akan menghasilkan tenaga/perbuatan.   Pembelajaran budi pekerti adalah pembelajaran jiwa manusia secara holistik. Hasil dari pembelajaran budi pekerti adalah bersatunya budi (gerak pikiran, perasaan, kemauan) sehingga menimbulkan tenaga (pekerti). Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa yang terwujud dalam tajamnya pikiran, halusnya rasa, kuatnya kemauan yang membawa